Jumat, 25 November 2011

Ya Alloh

Ya Allah!
{Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu
Dia dalam kesibukan.}
(QS. Ar-Rahman: 29)
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup
kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: "Ya
Allah!"
Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang
jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya,
mereka akan menyeru: "Ya Allah!"
Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi,
mereka yang tertimpa akan selalu berseru: "Ya Allah!"
Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir
permohonan digeraikan, orang-orang mendesah: "Ya Allah!"
Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa
menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka
pun menyeru: "Ya Allah!"
Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup,
dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul,
menyerulah:"Ya Allah!"
Kuingat Engkau saat alam begitu gelap
gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,
dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah
Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang
menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan
hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya.
Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan,
julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-
Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya
untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu,
hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman
kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya,
keyakinan akan semakin kokoh. Karena,
{Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya.}
(QS. Asy-Syura: 19)

Selasa, 30 Agustus 2011

SELAMAT LEBARAN

SD NEGERI CIBATEAR 
MENGUCAPKAN 
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H 
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN 

Jumat, 26 Agustus 2011

AISYAH SHIDDIQ

Aisyah adalah salah seorang putri tersayang Sayidina Abu Bakar, sahabat Nabi yang setia, yang kemudian menggantikan Nabi sebagai khalifah yang pertama. Ia lahir di Mekkah 614 M, delapan tahun sebelum permulan zaman hijrah. Orang tuanya sudah memeluk agama Islam. Sejak kecil anak gadis itu telah dididik sesuai dengan tradisi paling mulia, agama baru itu, dan dengan sempurna dipersiapkan dan diberinya hak penuh untuk kemudian menduduki tempat yang mulia.
Ia menjadi isteri Nabi selama 10 tahun. Masih muda sewaktu dinikahkan dengan Nabi, tetapi ia memiliki kemampuan sangat baik sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tugas barunya. Kehadirannya membuktikan bahwa ia seorang yang cerdas dan setia, dan sebagai isteri, sangart mencintai tokoh dermawan paling besar bagi umat manusia. Di seluruh dunia, ia diakui sebagai pembawa riwayat paling otentik bagi ajaran Islam seperti apa yang telah disunahkan oleh suaminya. Ia dianugerahi ingatan yang sangat tajam, dan mampu mengingat segala pertanyaan yang diajukan para tamu wanita kepada Nabi, serta juga mengingat segenap jawaban yang diberikan oleh Nabi. Diingatnya secara sempurna semua kuliah yang diberikan Nabi kepada para delegasi dan jamaah di masjid. Karena kamar Aisyah itu bersebelahan dengan masjid, dengan cermat dan tekun ia mendengarkan dakwah, kuliah dan diskusi Nabi dengan para sahabat dan orang-orang lain. Ia mengajukan juga pertanyaan-pertanyaan kepada Nabi tentang soal-soal yang sulit dan rumit sehubungan dengan ajaran agama baru itu. Hal-hal inilah yang menyebabkan ia menjadi ilmuwan dan periwayat yang paling besar dan paling otentik bagi sunnah Nabi dan ajran Islam.
Aisyah tidak ditakdirkan hidup bersama-sama dengan Nabi untuk waktu yang lama. Pernikahannya itu berlangsung hanya 10 tahun saja. Tahun 11 H, 632 M, Nabi wafat dan dimakamkan di kamar yang di huni Aisyah.
Nabi digantikan oleh sahabat yang setia, Abu Bakar, sebagai khalifah Islam yang pertama. Aisyah terus menduduki urutan kesatu, dan setelah Fatimah meninggal dunia pada tahun 11 H, Aisyah dianggap sebagai wanita yang paling penting di dunia Islam. Tetapi ayahnya, Abu Bakar, tidak berumur panjang. Ia meninggal dunia 2,5 tahun setelah wafat Nabi.
Selama kekuasaan Umar al-Faruq yang kedua, Aisyah menduduki posisi sebagai ibu utama di seluruh daerah-daerah Islam yang secara cepat makin meluas. Orang datang untuk meminta nasehat-nasehatnya yang bijaksana tentang segala hal yang penting.
Umar terbunuh dan kemudian khalifah Usman. Dua peristiwa kesyahidan tersebut telah mengguncangkan sendi-sendi negara baru itu, dan menjurus kepada perpecahan yang tragis di kalangan umat Islam. Keadaan itu sangat merugikan agama yang sedang menyebar luas dan berkembang dengan cepat, yang pada waktu itu telah menjalar sampai ke batas pegunungan Atlas di sebelah barat, dan ke puncak-puncak Hindu Kush di sebelah timur.
Aisyah tidak dapat tinggal diam sebagai penonton dalam menghadapi oknum-oknum pemecah belah itu. Dengan sepenuh hati ia membela mereka yang menuntut balas atas kesyahidan khalifah yang ketiga. Di dalam Perang Unta, suatu pertempuran melawan Ali, khalifah yang keempat, pasukan Aisyah kalah dan ia terus mundur ke madinah di bawah perlindungan pengawal yang diberikan oleh putra khalifah sendiri.
Beberapa orang sejarawan yang menaruh minat terhadap peristiwa itu, baik yang Muslim maupun yang bukan, memberikan kritik kepada Aisyah dalam pertempuran melawan Ali. Tetapi tidak seorang pun yang meragukan kesungguhan hati dan keyakinan Aisyah untuk menuntut balas bagi darah Usman.
Aisyah menyaksikan berbagai perubahan yang dialami oleh Islam selama 30 tahun kekuasaan Khalifah yang saleh. Ia meninggal dunia tahun 678 M. ketika itu kekuasaan berada di tangan Muawiyah. Penguasa ini amat takut kepada Aisyah dengan kritik-kritiknya yang pedas berkenaan dengan negara Islam yang secara politis sedang berubah itu.
Ibu utama agama Islam ini terkenal dengan bermacam ragam sifatnya, kesalehannya, umurnya, kebijaksanaannya, kesederhanaannya, kemurahan hatinya, dan kesungguhan hatinya untuk menjaga kemurnian riwayat sunnah Nabi.
Kesederhanaan dan kesopanannya segera menjadi obor penyuluh bagi wanita Islam sejak waktu itu juga. Ia menghuni ruangan yang berukuran kurang dari 12x12 kaki bersama-sama dengan Nabi. Ruangan itu beratap rendah, terbuat dari batang dan daun kurma, diplester dengan lumpur. Pintunya cuma satu, itu pun tanpa daun pintu, dan hanya ditutup dengan secarik kain yang digantungkan di atasnya.Selama masa hidup Nabi, jarang Aisyah tidak kekurangan makan. Pada malam hari ketika Nabi menghembuskan nafasnya yang terakhir, Aisyah tidak mempunyai minyak untuk menyalakan lampu, dan makanan tidak ada sedikitpun.
Waktu khalifah Umar berkuasa, isteri dan beberapa sahabat Nabi mendapatkan tunjangan yang cukup besar tiap bulannya. Aisyah jarang menahan uang atau pemberian yang diterimanya sampai keesokan harinya, karena semuanya itu segera dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, waktu Abdullah bin Zubair menyerahkan sekantung uang sejumlah satu lakh dirham, Aisyah membagikan uang itu sebelum waktu berbuka puasa.
Aisyah pada zamannya terkenal sebagai orator. Pengabdiannya kepada masyarakat, dan usahanya untuk mengembangkan pengetahuan orang tentang sunnah dan fiqih, tidak ada tandingannya di dalam catatan sejarah Islam. Jika orang menemukan persoalan mengenai sunnah dan fiqh yang sukar untuk dipecahkan, soal itu akhirnya di bawa ke Aisyah, dan kata-kata Aisyah menjadi keputusan terakhir. Kecuali Ali, Abdullah bin Abbas dengan Abdullah ibn Umar, Aisyah jug termasuk kelompok intelektual di tahun-tahun pertama Islam.
Ibu agung agama Islam ini menghembuskan nafasnya yang terakhir 17 Ramadhan, 58 H (13 Juli, 678 M). kematiannya menimbulkan rasa duka terutama di Madinah dan di seluruh dunia Islam.
Aisyah bersama Khadijah dan Fatimah az-Zahra dianggap sebagai wanita yang paling menonjol di kalangan wanita Islam. Kebanyakan para ulama menempatkan Fatimah ditangga teratas, diikuti Khadijah, dengan Aisyah yang terakhir.Menurut Allama ibn Taimiyah, Fatimahlah yang berada di tempat teratas, karena ia itu anak tersayang Nabi, Khadijah itu agung karena dialah orang pertama yang memeluk agama Islam. Tetapi, tidak seorang pun yang menandingi Aisyah mengenai peranannya dalam menyebarluaskan ajaran Nabi

Kamis, 25 Agustus 2011

Imam Syafi'i

Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris yang merupakan pendiri madzhab Syafi'i. Beliau termasuk golongan suku Quraisy, seorang Hasyimi yang merupakan keluarga jauh Nabi SAW. Lahir di Ghaza tahun 767 M. Ia ditinggal mati oleh ayahnya ketika masih kanak-kanak dan dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan.
Beliau menghafal Al-Qur'an di Makkah. Di samping mempunyai pengetahuan luas tentang syair-syair Arab. Beliau belajar hadits dan fiqh dari Muslim Abu Khalid dan Sufyan ibn Uyainah. Beliau telah hafal Muwatta pada usia 12 tahun. Ketika usia 20, ia menemui Imam Malik ibn Anas di Madinah dan membaca langsung Muwatta dengan ingatannya di depan Imam itu dan ini sangat dihargai oleh sang Imam. Beliau tinggal bersama Imam Malik sampai pada akhir hayat Imam tersebut, tahun 795 M.
Karena keadaan keuangannya yang buruk, beliau terpaksa menjadi pejabat pemerintahan di Yaman. Lalu beliau pindah ke Baghdad. Di kota ini beliau akrab dengan ilmuwan madzhab Hanafi yang terkenal yaitu Muhammad ibn al-Hasan al-Syaibani.
Tahun 804 M, beliau berangkat ke Suriah dan Mesir melalui Harran. Di Mesir kedatangannya dielu-elukan para murid Imam Malik. Beliau mengajar fiqh selama enam tahun di Kairo dan kembali ke Baghdad tahun 810 M, tempat beliau sukses sebagai guru. Di Baghdad banyak ilmuwan Irak yang menjadi muridnya. Pada Tahun 814 M, beliau pulang ke Mesir, tetapi karena ada kerusuhan beliau terpaksa berangkat ke Makkah.
Beliau kembali lagi ke Mesir tahun 814/816 M, dan seterusnya bermukim di situ. Beliau wafat pada 20 Januari 820 M (29 Rajab 204 H) dan dimakamkan di pemakaman Banu Abd.
Seperti pendahulunya, Imam Abu Hanifah dan Imam Malik, Imam Syafi'i juga menolak menjadi qadi rezim Abbasiyah. Tahun-tahun kediamannya di Irak dan Mesir merupakan periode kegiatannya yang intensif. Waktunya dimanfaatkan untuk membaca dan berceramah. Kehidupan sehari-harinya amat teratur, dan beliau membagi waktunya secara sistematis sehingga jarang menyimpang dari rencana yang tetap.
Menurut Encyclopedia of Islam, as-Syafi'i dapat digambarkan sebagai seorang penimbang yang baik sehingga menjadi penengah antara peneliti data hukum yang beraliran bebas dan ahli hadits. Beliau tidak saja menelaah data hukum yang ada, tetapi dalam risalahnya beliau juga menyelidiki prinsip dan metode fiqh. Beliau dianggap sebagai pencetus Usulul-Fiqh. Berbeda dengan kaum Hanafi, ia mencoba meletakkan aturan-aturan umum qiyas, namun ia tidak menyentuh istihsan. Prinsip istishhab tampaknya diperkenalkan untuk pertama kali oleh angkatan Syafi'i yang lebih muda. Dalam Madzhab as-Syafi'i, selalu dikenal adanya dua era kreatif, yaitu era awal di Irak, dan era belakangan yang dicetuskan di Mesir.
Dalam karya tulisnya beliau memanfaatkan dialog dengan baik. Beliau menguraikan prinsip-prinsip fiqh dalam ar-Risalah, dan mencoba menjembatani fiqh Hanafi dan Maliki. Himpunan tulisan dan ceramahnya di Kitabul Umm merupakan bukti kecendekiaannya.
Beliau memusatkan kegiatannya di Baghdad dan Kairo. Di atas segalanya beliau menaati Al-Qur'an, kemudian As-Sunnah. Hadits yang paling sahih diberikannya pertimbangan yang sama seperti Al-Qur'an.
Dalam diri Imam Syafi'i tergabung keahlian prinsip-prinsip fiqh Islam dan penggunaan bahasa rakyat Hijaz dan Mesir dengan lancar, sehingga ia tidak tertandingi dalam percakapan maupun tulisan. Karya tulisnya lebih baik dari penulis Arab yang terbaik pada masanya.
Ajaran Imam Syafi'i meluas dari Baghdad dan Kairo sampai ke seluruh Mesir, Irak, dan Hijaz. Muridnya yang terkemuka ialah al-Muzani, al-Humaidi, Ahmad ibn Hanbal, dan al-Karabasi.
Pada abad ketiga dan keempat, penganut kaum Syafi'i semakin banyak di Baghdad dan Kairo. Pada abad keempat, Makkah dan Madinah menjadi pusat ajaran Syafi'i, di samping Mesir.
Di bawah Sultan Salahuddin Ayyubi, madzhab Syafi'i menjadi madzhab utama, meski Sultan Baibars mengakui juga madzhab fiqh yang lain dan mengangkat para hakim dari keempat madzhab yang ada.
Sebelum kekuasaan Ottoman, kaum Syafi'i paling unggul di pusat wilayah Islam. Selama awal abad ke-16 M, Ottoman mengganti Syafi'i dengan Hanafi. Walau begitu, ajaran Syafi'i tetap unggul di Mesir, Suriah, Hijaz dan masih banyak dipelajari di universitas al-Azhar, Kairo. Fiqh Syafi'i masih banyak dianut oleh Muslimin di Arab Selatan, Bahrain, Kepulauan Melayu, sebagian Afrika Timur dan Asia Tengah.

Minggu, 09 Januari 2011

Quick Count: HUDA Unggul Sementara di Pilkada Tasikmalaya

Berdasarkan data sementara dari 37 Kecamatan peserta Pilkada Tasikmalaya, Minggu (9/1/2011) pukul 20:00 WIB, pasangan nomor urut 6, Uu Ruzhanul Umum dan Ade Sugianto (HUDA) unggul, dan sisanya dari dua kecamatan masih melakukan perhitungan.
 

Berdasarkan data yang diterima KPUD, pasangan Huda memperoleh 249.199 suara atau 32,37 persen dari jumlah suara sah sementara yang masuk 769.868 suara atau 96,90 persen.

Pasangan lain yang unggulan kedua yakni pasangan nomor urut 8 HE Hidayat dengan Asep Ahmad Djaelani memperoleh 208.409 suara atau 27,07 persen.

Sementara pasangan lain yang memperoleh suara terbanyak ketiga nomor urut 2 Subarna dengan Dede T Widarsih sebanyak 2 163.736 suara atau 21,27 persen.

Selanjutnya pasangan nomor urut satu dalam Pilkada Endang Kusnaeni-Suparman, dari calon perseorangan memperoleh 14.936 suara atau 1.94 persen.

Nomor urut tiga Endang Hidayat-Ahmad Juhana memperoleh 25.308 suara atau 3,29 persen. Nomor urut 4 pasangan Ahmad Saleh-Ucu Asep Dani dari partai Demokrat memperoleh 55.397 suara atau 7,20 persen.

Nomor urut 5 Harmaen Muchyi-Tachman Iding Husein, memperoleh 13.155 suara atau 1,71 persen dan nomor urut 7 Ade Sumia-Nanang Mamur memperoleh 39.728 suara atau 5,16 persen.

Perhitungan sementara itu dari suara sah sebanyak 769.868 suara atau 96,90 persen, suara yang tidak sah 24.607 suara atau 3,10 persen dari total suara sementara yang masuk ke KPUD 794.475 suara atau 62,15 persen. (Aef/At) (Sumber: http://www.berita8.com/read/2011/01/09/1/36342/HUDA-Unggul-Sementara-di-Pilkada-Tasikmalaya)

Arsip Blog